Sunday, July 10, 2016

Propeksi Usaha Budi Daya Gurami

Gurami dikenal sebagai “ikan mewah” karena citra rasa dagingnya yang lezat melebihi ikan tawar  jenis lainnya. Secara umum, dagign gurami tergolong renyah  tetapi kompak (tidak mudah hancur) dengan sedikit duri dan sedikit lemak sehingga mudah diolah dan dimasak dalam berbagai menu. Salah satu menu gurami yang sangat popular adalah gurami ayam manis. Menu dari daging gurami utuh ini menjadi hidangan berkelas dihotel berbintang atau restoran papan atas. Disamping itu, menu lainnya dari daging gurami yang banyak diminati antara lain gurami goreng dan gurami bakar. Khusus untuk makanan daerah, misalnya disumatra barat, pada pesta pernikahan atau hari raya idul fitri dan idul adha selalu dihidangkan pengek gurami yang citra rasannya menggoyang selera. Hal yang hampir sama juga dapat ditemui  di acara acara besar komunitas suku melayu, seperti acara selametan kelahiran dan sunatan. Secara komersial, menu gurami juga diperdagangkan dan dapat ditemukan dibeberapa restoran ternentu. Gejala yang hampir sama juga dapat ditemukan dimasyarakat sunda yang sering menjadikan gurami sebagai nemu pelengkap dalam kenduri. Karena kebiasaan itu, setiap acara kenduri menghidangkan menu gurami lazim disebut dengan geramian.

Dipasaran, harga jual gurami tergolong mahal, bahkan menempati posisi tertinggi dibandingkan dengan harga jual ikan konsumsi jenis lainnya. Selain itu, harga jual ikan gurami ukuran konsumsi juga cenderung stabil. Harga ikan gurami konsumsi ditingkat konsumen lebih mahal, terutama jika sudah dipajang disupermarket atau restoran kelas menengah keatas yang ada di kota kota besar, seperti Jakarta, Surabaya dan Bandug. Dampak positif dan dari tingginya harga juala gurami ukuran konsumsi adalah ikut tingginya harga jual gurami ketika masih dalam stadium benih. Ternyata antusiasme pasar terhadap gurami tidak dalam bentuk benih siap tebar untuk dibesarkan dikolam pembesaran (umur empat bulan ke atas), tetapi juga saat benih mencapai ukuran pendederan, bahkan sarang (yang ada telurnya ) dan larva gurami berumur kurang dari satu bulan pun laku untuk dijual.

Selain untuk tujuan pembesaran (konsumsi) gurami yang masih dalam stadium benih dengan bobot 10-50 g/ekor ternyata diminati untuk dipelihara sebagai ikan hias.Hal itu sangat beralasan karena gurami jenis (strain) tertentu yang warna tubuhnya putih kemerahan atau merah muda dan albino sangat indah kia dipajang dalam akuarium. Jenis ikan gurami ini berasal dari Sumara Barat. Dipasaran, harga benih ikan gurami tersebut jauh lebih tinggi dari pada jenih ikan gurami yang berwarna tubuhnya yang gelap dan abu abu. Selain karena sosoknya yang indah, animo masyarakat untuk memelihara benih ikan gurami yang kemerahan ini tidak terlepas dari mitos, yakni sebagai ikan pembawa hoki atau keberuntungan.

Gurami tidak hanya laku untuk dipasok ke restoran atau pasar tradisional. Berdasarkan pengamatan dilapangan khususnya di Sumatra Barat, gurami dilirik pasar ekspor. Menurut Wahyudi (1992) gurami yang berwarna gelap lebih diminati konsumne dalam negri, sementara gurami berwarna terang (merah muda) lebih diminati konsumen luar negri. Dengan demikian, gurami strain merah muda yang berukuran konsumsi memiliki peluang yang lebih besar untuk diekspor. Menurut data dari Puslitbang Perikanan (2000), saat ini telah ada permintaan fillet daging gurami untuk diekspor ke Jepang.